Selamat Datang

Selamat Datang, terima kasih telah sudi mengunjungi dan sharing bersama Erik Rachmat

Sabtu, 06 Februari 2010

Agrophotograph

Sejak kecil hingga menempuh pendidikan sekolah menengah pertama, saya hanya jadi seorang anak kampung yang penuh kepolosan, jauh dari informasi dan teknologi, (kampung pangapekan, desa/kecamatan cikalong, kabupaten tasikmalaya) bahkan saya tidak pernah merasakan nikmatnya bangku sekolah taman kanak-kanak yang katanya sangat menyenangkan...masuk sekolah dasarpun saya bisa dibilang telat, yakni sudah berumur 7 tahun, dengan begitu saya menjadi anak yang paling tua diantara teman sekelas di sekolah dasar.

Masa kecil saya lebih banyak dihabiskan di kebun dan sawah mengikuti kegiatan orang tua berkebun dan membudidayakan padi sawah, maklum waktu itu orang tua saya yang bekerja sebagai pegawai negeri sipil guru sekolah dasar dengan gaji yang sangat minim. masa kecil saya juga sangat jarang diisi untuk bersenang-senang bermain dengan anak2 lainnya karena lebih banyak tinggal di rumah kebun yang lumayan jauh dari perkampungan. namun namanya anak kecil tetap saja apapun dicari caranya supaya bisa bermain dengan senang, dan pada saatnya pulang ke kampunglah baru bisa bermain dengan anak-anak yang seumuran.

umur terus beranjak, dengan masa kecil yang seperti itu, bahkan saya dikategorikan anak yang bandel karena tidak pernah bisa diam. menurut kakek nenek dan orang tua prilaku saya yang seperti itu karena lahirnya pada bulan sapar (dalam tahun hijriyah), bahkan tepat setelah saya lahir, yang kelahirannya dibantu dukun beranak/indung beurang, langsung harus dijejali dengan syarat2 yang unik dengan alasan supaya tidak bandel, syaratnya dengan memperikan sesuatu kepada dukun beranak diantaranya uang sa-rebu, padi sa-geugeus, dan banyak lagi asal dengan satuan (sa) kalau dalam bahasa indonesia berarti (satu).

masuk sekolah dasar dan sekolah menengah pertama saya hidup penuh disiplin, misalnya pulang sekolah langsung sekolah agama, habis magrib langsung belajar ngaji, dan habis isya langsung duduk di meja belajar dan tidur jam 9, hanya pada hari libur saya tidak duduk di meja belajar dan bisa main keluar rumah namun tetap jam 9 malam harus sudah ada di rumah dan tidur. saya juga tidak diperbolehkan menonton hiburan layar tancap yang waktu itu sangat luar biasa ramai digemari masayarakat, saya hanya diperbolehkan menonton hiburan wayang golek walaupun sampai pagi, dan hiburan-hiburan yang bersifat tradisional.

sungguh masa kecil yang sangat luar biasa, saya bangga atas masa kecil yang penuh keteraturan tersebut karena itu adalah sebuah pembentukan pola fikir yang baik untuk melewati hidup selanjutnya, dan itu mungkin tidak akan dilalami oleh banyak anak pada era globalisasi saat ini.

selepas saya lulus dari sekolah menengah pertama, saya dihijrahkan oleh orang tua ke daerah yang cukup mengenal modernisasi yaitu tepat di pusat kabupaten tasikmalaya yang sekarang menjadi kota tasikmalaya. saya masuk di sekolah menengah atas dan hidup sendiri dengan nge-kost/kamar kontrakan.

kehidupan, pengalaman, pergaulan, dan pencarian terus belalau hingga saat ini sudah melewati waktu 28 tahun dengan pendidikan pertanian dan keterampilan fotografi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar