Selamat Datang

Selamat Datang, terima kasih telah sudi mengunjungi dan sharing bersama Erik Rachmat

Selasa, 23 Februari 2010











Offroad di Wanawisata Urug Tasikmlaya Jawa Barat yang dilaksanakan oleh I'Am Jeep Galunggung Tasikamalaya, di akhir pekan pertengahan bulan Februari ini cukup menyedot perhatian masyarakat....Terimakasih I'Am Jeep Galunggung, Terimakasih Penggemar Fotografi Tasikmalaya yang ikut hunting....

Kamis, 11 Februari 2010

Perkembangan Fotografi (Lensa)


Lensa

Penggolongan lensa untuk format 35 mm:
1. Lensa sudut lebar (Wide angle lens)
* Lensa sudut lebar adalah lensa yang mempunyai kemampuan:
- memperlebar sudut pandang
- ruang tajam lebar
- menghasilkan efek distorsi
* Lensa sudut lebar dapat dibagi menjadi:
- lensa sudut lebar biasa : antara 50 mm s/d 28 mm
- lensa sudut lebar menengah : antara 28 mm s/d 20 mm
- lensa dengan sudut ekstrim (Fish Eye) : lensa 18 mm ke bawah, sudut pandangnya
hingga 180-200 derajat.
2. Lensa normal (standart lens)
Kemampuan lensa ini memiliki sudut pandang yang sama dengan mata kita. Adapun jenis atau macam lensa normal yaitu 50 mm s/d 60 mm, keuntungan lensa normal ini antara lain tidak terjadinya distorsi yang sangat besar.
3. Lensa tele
Kemampuan lensa ini yaitu imaji yang ditimbulkan objek yang jauh tampak dekat, memperkecil sudut pandang dan ruang tajam yang ditimbulkan pendek (titik fokus pendek).
lensa tele terbagi menjadi:
- short tele : 70 mm s/d 135 mm
- medium tele : 150 mm s/d 300 mm
- super tele : 400 mm s/d 1200 mm
- ultra tele/teropong : 2000 mm ke-atas.
4. Lensa zoom
Lensa zoom merupakan lensa vario yang mempunyai kemampuan sudut pandang yang variatif. Adapun jenisnya antara lain:
- lensa zoom pendek : 20-35 mm , 28-50 mm
- lensa zoom menengah : 28-85 mm , 28-70 mm , 35-70 mm
- lensa zoom menengah panjang : 80-200 mm , 75-210 mm , 75-300 mm
- lensa zoom panjang : 200-400 mm ke-atas.
kelemahan lensa zoom dari lensa fix antara lain :
- ketajaman berkurang dikarenakan banyaknya cermin yang ada pada lensa tersebut.
- cahaya yang dibutuhkan lebih banyak
- lebih berat dari lensa fix
5. Lensa makro
Kemampuan lensa ini dapat memotret dengan jarak yang sangat dekat, untuk objek yang sangat kecil. Milimeternya sama dengan lensa tele : 60 mm macro , 80 mm macro , 105 mm macro , 135 mm macro , 180 mm macro.
Klasifikasi lensa
Bila pada kamera analog lensa normal adalah 50 mm , digital harus dikonversi ke ukuran sensornya dulu, bisa 1,3x , 1,5x , 1,6x atau bahkan 2x , jadi lensa normal di kamera digital tidak selalu 50 mm. Faktor pengali ini disebut crop factor atau focal legth multiplier. Hingga saat ini ukuran sensor masih kecil dari pada ukuran film analog, maka hasilnya selalu crop. perhatikan nilai pengali ini pada spesifikasinya kamera digital kita.
klasifikasi/type lensa dan sudut pandang (ukuran dalam format film 35 mm)
Type : Lensa = Sudut Pandang(derajat)
Fish eye : 6 mm = 200 ; 16 mm 180
Super wide angle : 14 mm = 114 ; 20 mm = 94
Wide angle : 24 mm - 35 mm =84 - 63
Standar : 50 mm = 46
Tele lens : 85 mm - 300 mm = 28 - 8
Super tele lens : 400 mm - 800 mm = 6 - 3
Zoom : 20-30 mm = 94 - 63 ; 35-70 mm = 65 - 35 ; 70-210 mm = 35 - 12 ; 100-300 mm = 24 - 8
Macro : 50 mm = 46 ; 105 mm = 24 ; 200 mm = 12
Tilt& shift/PC : 24 mm = 84 ; 28 mm = 75 ; 35 mm = 63 (shift 79)
Mirror : 500 mm = 5
Sumber : Workshop Penggemar Fotografi Tasikmalaya (PFT)

Rabu, 10 Februari 2010

Perkembangan Fotografi ( Kamera )


Kamera

Pada awalnya kamera merupakan sebuah kotak sederhana yang berlubang seukuran jarum pada salah satu sisinya (kamera Obscura atau Pinhole) tepat di tengah kotak tersebut. Dari lubang tersebut cahaya yang masuk diteruskan ke permukaan film sebagai media rekam. Namun sebelum ditemukannya film, cahaya yang masuk dipantulkan ke permukaan kertas dan diatas kertas tersebut orang menggambarkan dengan tinta. Kata fotografi berasal dari kata fotos dan grafos (melukis dengan cahaya)

Kemudian perkembangan selanjutnya lubang tersebut diberi lensa dan seterusnya kamera berkembang secara mekanik dan elektronik. Hingga saat ini kamera sudah sampai pada era digital yang tidak memerlukan film sebagai media rekamnya sehingga menjadikan fotografi sangat fleksibel dan sangat menunjang bidang lainnya.

Jenis Kamera

Sistem pengintaian kamera dibagi menjadi dua jenis yaitu:
1. kamera non refleks : kamera langsung jadi dan kamera kompak
2. kamera refleks : kamera SLR (Single Lens Reflex) dan TLR (Twin Lens Reflex)

Format Kamera

1. camera format 35 mm
2. medium format camera
3. large format camera

Sistem Bidik

1. View kamera, sistem pada kamera ini sangat sederhana yaitu cahaya yang masuk melalui lensa langsung diteruskan ke jendela bidik yang juga berfungsi sebagai focal plane/film (tanpa melalui pantulan cermin), menjadika hasil gambar menjadi terbalik baik sisi kiri-kanan maupun atas-bawah.
2. Fiew finder camera (range finder camera) atau kamera penemu jarak/pandang. Pada kamera ini antara jendela bidik dan lensa terpisah, fungsi lensa untuk merekam objek sedangkan jendela bidik yang terpisah hanya untuk membidik objek/framing. Adapun kelemahan kamera jenis ini adalah terjadinya paralax atau antara framing jendela bidik dengan framing yang masuk ke film tidak sama.
3. Single lens reflex atau kamera dengan refleks lensa tunggal, gambar yang diterima film maupun jendela bidik sama persis, sistem ini terjadi karena adanya cermin pantul yang berada di antara lensa denga film, yang dipantulkan ke jendela bidik.
Sumber : Workshop Penggemar Fotografi Tasikmalaya (FPT)

Selasa, 09 Februari 2010


SEJARAH KAMERA



Sejarah kamera dimulai dengan ditemukannya alat perekam gambar yaitu berupa kamera. Kamera pada zaman itu belum setara dengan kamera zaman sekarang. Pada saat pertama diperkenalkan kamera hanya berbentuk kotak kedap cahaya dengan lubang kecil di depan dan disertai plat film sebagai media rekamnya. dibutuhkan waktu 150 tahun untuk mengembangkan kotak ini sampai menjadi kamera yang sekarang kita kenal.

tahun 1839 adalah awal dikembangkannya kamera oleh Denguarre di benua Eropa tepatnya di ota Paris, Prancis. Bermula dari bahan kimia peka cahaya yang dikembangkan rekannya, Niepce dengan teknologi kotak lubang jarum, Denguarre mengembangkan suatu bidang baru yaitu Fotogafi.

Namun setelah 26 tahun berjalan, fotografi menjadi suatu alat yang strategis untuk kepentingan dokumentasi, yang pada masa itu dokumentasi dilakukan dengan cara melukis, ini menjadikan fotografi sangat penting dalam merekam peristiwa-peristiwa bersejarah pada masa itu, misalnya perang saudara di Amerika dan lain-lain. Apalagi setelah George Eastman mendirikan Eastman Kodak Company yang memproduksikan kamera secara masal dan mudah dipergunakan oleh masyarakat umum, menjadikan fotografi sangat pesat perkembangannya, karena sebelumnya kamera merupakan barang yang sangat mewah, dan hanya orang-orang kalangan tertentu saja yang dapat difoto.
Sumber : Workshop Penggemar Fotografi Tasikmalaya (FPT)

Senin, 08 Februari 2010

PHOTOGRAPH (MODEL)











































MODEL

Mendalami fotografi di bidang model, fashion, sangat membutuhkan link dalam sharing, teman bertukar pikiran, dalam mencari jati diri atau ciri khas untuk hasil akhir supaya gambar yang kita hasilkan benar-benar bisa memanjakan mata...

Hasil akhir ini dasarnya adalah hasil jepretan gambar kita harus bagus dan memenuhi standar fotografi...yang kemudian dimaksimalkan dengan olah digital melalui olah di photoshop atau sejenisnya...disini juga sangat berpengaruh terhadap bagaimana output yang akan kita hasilkan....

Sabtu, 06 Februari 2010

Agrophotograph

Sejak kecil hingga menempuh pendidikan sekolah menengah pertama, saya hanya jadi seorang anak kampung yang penuh kepolosan, jauh dari informasi dan teknologi, (kampung pangapekan, desa/kecamatan cikalong, kabupaten tasikmalaya) bahkan saya tidak pernah merasakan nikmatnya bangku sekolah taman kanak-kanak yang katanya sangat menyenangkan...masuk sekolah dasarpun saya bisa dibilang telat, yakni sudah berumur 7 tahun, dengan begitu saya menjadi anak yang paling tua diantara teman sekelas di sekolah dasar.

Masa kecil saya lebih banyak dihabiskan di kebun dan sawah mengikuti kegiatan orang tua berkebun dan membudidayakan padi sawah, maklum waktu itu orang tua saya yang bekerja sebagai pegawai negeri sipil guru sekolah dasar dengan gaji yang sangat minim. masa kecil saya juga sangat jarang diisi untuk bersenang-senang bermain dengan anak2 lainnya karena lebih banyak tinggal di rumah kebun yang lumayan jauh dari perkampungan. namun namanya anak kecil tetap saja apapun dicari caranya supaya bisa bermain dengan senang, dan pada saatnya pulang ke kampunglah baru bisa bermain dengan anak-anak yang seumuran.

umur terus beranjak, dengan masa kecil yang seperti itu, bahkan saya dikategorikan anak yang bandel karena tidak pernah bisa diam. menurut kakek nenek dan orang tua prilaku saya yang seperti itu karena lahirnya pada bulan sapar (dalam tahun hijriyah), bahkan tepat setelah saya lahir, yang kelahirannya dibantu dukun beranak/indung beurang, langsung harus dijejali dengan syarat2 yang unik dengan alasan supaya tidak bandel, syaratnya dengan memperikan sesuatu kepada dukun beranak diantaranya uang sa-rebu, padi sa-geugeus, dan banyak lagi asal dengan satuan (sa) kalau dalam bahasa indonesia berarti (satu).

masuk sekolah dasar dan sekolah menengah pertama saya hidup penuh disiplin, misalnya pulang sekolah langsung sekolah agama, habis magrib langsung belajar ngaji, dan habis isya langsung duduk di meja belajar dan tidur jam 9, hanya pada hari libur saya tidak duduk di meja belajar dan bisa main keluar rumah namun tetap jam 9 malam harus sudah ada di rumah dan tidur. saya juga tidak diperbolehkan menonton hiburan layar tancap yang waktu itu sangat luar biasa ramai digemari masayarakat, saya hanya diperbolehkan menonton hiburan wayang golek walaupun sampai pagi, dan hiburan-hiburan yang bersifat tradisional.

sungguh masa kecil yang sangat luar biasa, saya bangga atas masa kecil yang penuh keteraturan tersebut karena itu adalah sebuah pembentukan pola fikir yang baik untuk melewati hidup selanjutnya, dan itu mungkin tidak akan dilalami oleh banyak anak pada era globalisasi saat ini.

selepas saya lulus dari sekolah menengah pertama, saya dihijrahkan oleh orang tua ke daerah yang cukup mengenal modernisasi yaitu tepat di pusat kabupaten tasikmalaya yang sekarang menjadi kota tasikmalaya. saya masuk di sekolah menengah atas dan hidup sendiri dengan nge-kost/kamar kontrakan.

kehidupan, pengalaman, pergaulan, dan pencarian terus belalau hingga saat ini sudah melewati waktu 28 tahun dengan pendidikan pertanian dan keterampilan fotografi